Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum
warahmatullah wabarakatuh
5-12-1997 – 5-12-2018, hari
ini tepat 21 tahun sudah usia diri ini. Alhamdulillah. Allah Yang Maha Baik
masih memberikan saya kesempatan untuk hidup sampai usia sejauh ini. 21 tahun
terus berdiri dan melangkah dengan segala tantangan dan aral lintang yang satu
per satu selalu datang menghadang, ya memang tak mudah, terkadang mudah sekali
dirundung rasa sedih, khawatir, kalut. Tapi, itu semua harus ditepis, diri ini
harus bisa menguatkan atas apa yang terjadi dan meyakinkan bahwa saya masih
memiliki Allah Sang Pencipta yang tak akan mungkin meninggalkan hamba-Nya
sendirian.
21 tahun, itu artinya
saya sudah tidak menjadi kecil lagi. Umur saya sudah banyak, istilahnya ya
sudah berkepala dua hehe. Sudah bukan waktunya untuk main-main terus,
seneng-seneng terus. Kini sudah waktunya untuk berpikir serius dan matang,
terus menatap masa depan. Ingin menjadi apa saya di masa depan, jika sampai
sekarang saja pikirannya masih main-main dan maunya seneng-seneng terus?
21 tahun, terima kasih
untuk kesehatan yang selalu dilimpahkan kepada saya, hingga saya mampu
beraktivitas normal seperti yang lain. Saya selalu terbayang oleh keadaan
orang-orang di luar sana yang menjalani hari-harinya ditemani dengan selang
infus atau mereka yang selalu melakukan treatment
setiap waktu demi pulihnya kesehatan mereka. Ya Rabb, terkadang saya merasa
bersalah karena terkadang abai dengan kesehatan yang telah Engkau berikan.
Diberikan raga yang sehat memang merupakan suatu nikmat luar biasa yang harus
terus disyukuri dan dijaga. Semoga selalu sehat raga, jiwa, pikiran dan hati
ini. Aamiin.
21 tahun, terima kasih
atas rizki, cita-cita, doa-doa, dan harapan-harapan yang sudah tercapai dan
dikabulkan. Saya percaya bahwa apa yang telah saya dapatkan sampai saat ini,
itu semua terjadi atas izin Allah, semua ada karena kemurahan Allah yang memang
dengan sifatnya Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Tak terlepas pula dari
doa-doa dari orang-orang tersayang dan doa-doa dari orang-orang yang dalam
diamnya mereka mendoakan saya, namun saya tak akan pernah tau siapa saja mereka. Cukup Allah yang
mengetahui siapa mereka dan semoga membalas kebaikan mereka.
21 tahun, terima kasih
untuk kedua orang tua tersayang yang selalu
sehat dan masih setia di sisi saya menemani lika-liku proses kehidupan ini.
Tidak lupa pula saudara-saudara kesayangan yang selalu care dan perhatian
terhadap diri saya. Dan juga teman-teman, orang-orang baru yang telah Allah
kirimkan untuk saya, yang selalu memberikan semangat dan dukungan terhadap
saya. Orang-orang yang hadir memberikan banyak pelajaran kepada saya.
21 tahun, maaf jika
saya belum bisa menjaga kesehatan diri saya dengan baik, yang terkadang malah
pada akhirnya membuat diri saya menyakiti diri sendiri. Hiks. Sering makan
telat dan tidur terlalu larut. :’(
21 tahun, maaf jika
terkadang saya masih belum bisa bersikap kurang dewasa. Maaf jika ternyata
tanpa disadari perlakuan, perkataan, perbuatan saya membuat orang lain menjadi
kurang nyaman atau bahkan sampai menyakiti orang lain. Hiks hikss.
21 tahun, maaf Ya Rabb
jika saya belum bisa menjadi hamba-Mu yang baik. Masih sering berbuat dosa,
salah, dan khilaf. Masih banyak lalainya Terkadang masih sering kepo atas jalan
yang Engkau pilihkan.
21 tahun, semoga bisa
menjadi pribadi yang lebih dewasa lagi dalam berpikir, berucap dan bertidak.
Menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelum-sebelumnya, pribadi yang baik dan
bermanfaat untuk sebanyak-banyak orang.
21 tahun, semoga bisa
komitmen dan bertanggung jawab terhadap apa yang telah dipilih. Cerdas dalam
memanage waktu, memprioritaskan mana saja yang menjadi prioritas untuk diri
ini.
21 tahun, semoga segala
mimpi dan cita bisa dicapai. Tak pernah lelah untuk berlari mengejar
mimpi-mimpi. Tak pernah lelah untuk terus belajar dan mengimprove kapasitas
diri.
21 tahun, semoga selalu
dekat dengan Allah dan patuh kepada-Nya. Memperbaiki diri, iman dan ibadah.
21 tahun, tak akan
pernah ku tahu sampai kapan akan tinggal di sini, yang pasti jatah hidupku di
dunia sudah berkurang lagi.
Karena di usia 21
tahun, bukanlah usia dimana saya masih menangis karena permainan, karena
permen, atau karena coklat. Bukan lagi. Usia 21 tahun adalah usia dimana saya
harus berpikir mau jadi seperti apa saya kelak? Akan saya kemanakan mimpi-mimpi yang selama ini
telah ditulis?
Barakallah fii umrik
wahai diri.
Comments
Post a Comment