Psikologi untuk Anugrah

Bismillah
Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh

btw ini foto zaman baheula wkwk


“kamu mau ambil jurusan apa nug?”
“Psikologi”

Begitulah jawabannya ketika saya bertanya padanya di saat ngobrol ngalor-ngidul rak jelas bersamanya. Sering sekali dulu kita ngomongin soal kuliah di kala waktu-waktu senggang, padahal dulu notabene kita masih duduk di bangku kelas dua SMA wkwk. ya tapi gpp kan ya berbicara soal masa depan dan membuat rencana hendak dikemanakan langkah kaki kita setelah lulus nanti, daripada ngomongin yang ngga penting apalagi malah sampai ngomongin jeleknya orang yakan malah nambah dosa heu!

Oiya sedikit intro tentang teman saya yang satu ini (dikit aja kok :p). Namanya Anugrah Hadi Ningsih, panggilannya Anugrah tapi keluarga dan orang-orang di sekeliling rumahnya lebih familiar dengan panggilan “mbak Ning” makanya pernah awal-awal main ke rumahnya dan nanya sama orang di jalan dengan menyebut nama “Anugrah” dan yang ditanya agak sedikit kebingungan nampaknya, lalu saya ucapkan saja nama lengkapnya “Anugrah Hadi Ningsih” lantas orang yang ditanya spontan berkata “oh mbak Ning”. Hmmm dasar mbak Ning mbak Ning bisa aja bikin orang bingung.

Anugrah ini anak terakhir dari tiga bersaudara, sama sih kayak saya bedanya saya anak terakhir dari empat bersaudara. Tubuhnya kurus, tapi tinggi sama juga sih kayak perawakan saya (perasaan sama mulu yee? wkwk) bapaknya seorang polisi dan ibunya seorang guru SD. Tapi, kini sang ibunda sudah tenang dan bahagia di sisi-Nya. Ibunya Anugrah meninggal sudah hampir empat tahun yang lalu karena suatu penyakit ketika Anugrah masih duduk di kelas satu SMA dan saat itu saya juga belum kenal dengannya, saya kenal dengan Anugrah ketika duduk di kelas dua SMA.

Fyi, Anugrah ini awalnya pengambil peminatan kelas IPA tapi entah kenapa tiba-tiba di hari itu juga dia memutuskan untuk pindah ke IPS, ya mungkin dia shock melihat suasana kelas IPA wkwk. Yaudah sih nug ke IPS aja sini, toh masuk IPS jadi kenal aku kan? Trus trus kenal si pak ustadz juga kan? Wkwk. Si Anugrah ini jago kalo soal Sejarah, makanya orangnya susah move on -,- tapi dia juga sama kayak saya, ngga suka matematika! Ya mungkin itu alasannya kenapa dia meninggalkan kelas IPA.

Anugrah memiliki cita-cita ingin menjadi seorang psikolog. Dari situlah dia ingin melangkahkan kakinya di dunia psikologi, baginya semua tentang Psikologi. Dulu dia pernah bercerita katanya ingin masuk Psikologi UGM, dia pengennya kuliah di Jogja dia bilang sih katanya bosen kalo misalkan di Semarang terus. Sampe-sampe homescreen hpnya aja Fapsi UGM. Tapi, ngga tau kenapa justru setelah persiapan pendaftaran masuk PTN malahan dia ngga memilih UGM, Psikologinya sih tetep tapi untuk univnya dia berpindah ke Undip. Tiba-tiba dia jadi memutuskan untuk masuk Psikologi Undip. Dari SNMPTN sampe UM semua pilihannya adalah Psikologi.

Dia juga pernah mencoba Ujian Mandiri Tel-U Bandung dan Alhamdulillah lolos di jurusan D3 Manajemen Pemasaran, tapi sama dia dilepas ya mungkin karena masih ingin berada di Psikologi. SNMPTN dia ambil Psikologi semua, sama SBMPTN pun semuanya juga begitu. PMDK UII juga ambil Psikologi, ikut UM Undip juga masih ambil Psikologi, pokoknya dia bener-bener idealis mau masuk Psikologi. Tapi, sayang dari semua jalur masuk yang dia ikuti tak ada satu pun yang mengantarkannya lolos. Jujur saya ikut sedih setiap kali dia memberi tahu saya hasilnya seperti apa. Ya tapi kita mau gimana lagi, bagiannya kita sebagai manusia kan hanya bisa memohon dan mengusahakan, sepenuhnya Allah lah yang punya kuasa untuk memberikan jawaban atas ikhtiar dan doa-doa kita. Ikhlaskan saja hasilnya nug.

Hingga akhirnya bapaknya menyuruhnya untuk mendaftar di Unissula jurusan Hukum, dia diterima dan akhirnya diambil. Dia akhirnya memutuskan untuk berkuliah di Unissula. Masih di tahun yang sama, dia pergi ke Jogja untukmengikuti Ujian Mandiri lagi di UII dengan mengambil jurusan yang masih sama, ya Psikologi dan hasilnya juga masih sama. Dia masih menyimpan cita-citanya, dia berencana kalo di tahun depan dia masih mau menemani saya untuk ikut berjuang di SBMPTN tahun depan.

Dia ngga ingkar janji, dia beneran daftar SBMPTN lagi bahkan saat waktu pendaftran saya sering mepet dia buat segera daftar karena saya takut nanti saya dan dia mendapatkan lokasi yang jauh dan berbeda. Wkwk maafkan saya yang dulu ya nug. Soalnya di tahun 2016 kita mendapat lokasi yang masih satu fakultas, sementara di tahun 2017 saya mendapat lokasi di FH dan dia di FISIPOL, beda sih tapi kita deket kok Cuma bersebelahan aja gedungnya. Saya bisa merasakan seperti apa perjuangannya untuk mempersiapkan SBMPTN lagi, membagi waktu antara kuliah, nugas, dan belajar buat SBMPTN. Semoga lelahmu lillah dan menjadi berkah. Lalu, bagaimana  dengan hasil SBMPTN kami? Hasilnya kami mendapat permintaan maaf dari panitia dan tak lupa juga diberikan semangat agar tak patah semangat. Hmmm awesome.

Katanya perjuangannya sudah ingin sampai di sini saja, mungkin memang ini jalan hidupnya. Mungkin dirimu menginginkan berada di jalan Psikologi, tapi bagaimana jika Allah sudah menentukan jalanmu berada di Hukum? Ridho orangtua, ridho Allah juga. Anugerah bercerita mengapa dia ingin masuk Psikologi, karena dia miris ketika melihat orang-orang gila di luar sana, di jalanan pada umumnya terkadang mereka berbuat ulah yang bisa dikatakan menakutkan orang-orang, membawa batu misal lalu melemparinya di tempat sekitarnya kemudian batu itu mengenai orang lain, atau benda-benda lain siapa yang bisa bertanggung jawab? Karena ketika mereka berbuat hal demikian, tidak ada pasal dalam undang-undang yang mengatur tentang perilaku mereka, iya karena mereka sedang terganggu jiwanya, akalnya sedang tidak sehat. Dia ingin  membuat sebuah tempat penampungan untuk menampung orang-orang seperti mereka, membantu merehab mereka. Masya Allah sekali memang temanku yang satu ini.

Anugrah jangan sedih ya mungkin kamu belum bisa masuk Psikologi, mungkin kamu belum bisa menjadi seorang psikolog, tapi ku mohon jangan patah arang. Allah tau mana yang terbaik untukmu, Allah pasti akan membukakanmu pintu-pintu kebaikan yang lain. Siapa tau nug nanti suamimu adalah anak lulusan dari Psikologi atau dia seorang psikolog, atau bisa juga anak-anakmu nanti ada yang masuk Psikologi dan menjadi psikolog, siapa yang tau nug? Jalani aja dengan ikhlas kuliahmu di Hukum, semoga cita-citamu menjadi seorang hakim yang kamu semogakan bisa tersemogakan. Katanya juga pengen dapet beasiswa lanjut S2 di Korea? Jangan ngeluhan kalo lagi belajar listening buat persiapan tes TOEFLnya. Makanya yang semangat ya!

Saya di sini selalu mendoakan yang terbaik untukmu, saya masih ingin terus melihatmu tumbuh berkembang dengan senyum yang selalu mengembang, karena apa? Karena saya masih ingin terus dihibur olehmu, mendengar setiap ceritamu yang panjangnya ngga tau berapa meter. Tulisan ini saya tulis karena saya sedang merindukanmu dan semoga bisa membuatmu menjadi sedikit semangat dan tetap menjadi sosok malaikat kecil yang kuat, dan tentunya menjadi penghibur tersendiri untukmu, mengingat dua minggu lagi kita UAS dan ternyata jadwal kita bersamaan. Sehat selalu di sana Anug, selamat menyambut datangnya bulan penuh berkah, sampai jumpa di liburan semester genap tunggu kepulanganku yaa.

Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.

Comments

Post a Comment